Tommy Kurniawan mendapat musibah besar dalam hidupnya. Bisnis pertambangan yang dia rintis setahun belakangan ini merugi hingga harus gulung tikar.
"Saya sudah setahun belajarnya kurang, butuh sepuluh tahun lagi, teman saya yang sudah 10 tahun masih kejadian, banyak yang sudah ngalamin, itu hikmahnya," ucap Tommy ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2013).
Padahal, dalam menjalankan bisnisnya ia telah banyak menjual harta miliknya. Bahkan, tak sedikit warisan keluarganya yang harus digadaikan demi menutupi kerugian yang dialaminya.
"Sudah terlalu banyak yang dijual, masih ada warisan keluarga yang belum saya tebus. Mudah-mudahan bisa terselesaikan daripada konflik keluarga," tukasnya.
Setelah usaha yang dirintisnya bangkrut karena mengalami kerugian Rp.6 miliar, Tommy Kurniawan tidak memiliki apa-apa untuk membayar utangnya.
"Saya sudah enggak punya apa-apa lagi, ini risiko dari sebuah bisnis. Saya pasti ngalamin namanya ditipu, dibohongi, ditinggalin. Saya harus jalani sendiri, Alhamdulillah diperhatikan Allah. saya masih bisa melewati ini, saya masih harus kerja keras," ungkap Tommy.
Bapak dua anak itu mengaku kehilangan semua aset yang dimilikinya, seperti rumah, tanah, hingga mobil. Namun, hal tersebut dijadikan sebuah pelajaran berharga.
"Iya lah, aset saya semua hilang, rumah, tanah, mobil. Itu milik Allah, tidak ada yang abadi. Mudah-mudahan ke depan saya bisa menjadi ayah yang baik, semoga tidak terjadi lagi," tandasnya.
sumber